Jumat, 01 Februari 2013

makalah SIM DSS


MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
KEPUTUSAN ORGANISASI DAN INFORMASI (DECISION SUPPORT SYSTEM)
STUDY KASUS BEN & JERRY’S: NILAI BISNIS DARI KECERDASAN BISNIS




OLEH
KELOMPOK 7

1.      LA HARJOPRAWIRO                           MM12391306
2.      HENDRIK                                                            MM12391288
3.      LA ODE MUH. SYAHRIL                     MM12391311
4.      LA BALI                                                   MM12391309




MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan. Dalam teknologi informasi, sistem pengambilan keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem informasi dan sistem cerdas. Sistem pengambilan keputusan juga membutuhkan teknologi informasi, hal ini dikarenakan adanya era globalisasi, yang menuntut sebuah perusahaan untuk bergerak cepat dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Manajer  perusahan memiliki peranan penting dalam memilih berbagai macam alternatif keputusan sehingga tidak mengambil keputusan yang salah dalam pemecahan sebuah masalah.
 Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif, penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang manajer dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan manajer dalam pembuatan keputusan diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, dan hal ini tentu akan meningkatkan efisiensi kerja manajer yang bersangkutan.
Dalam pembuatan keputusan Herbet A. Simon membagi keputusan menjadi dua jenis yaitu keputusan terprogram dan keputusan tak terprogram. Keputusan terprogaram (programmed decision) bersifat repetitif dan rutin, dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi. Keputusan tidak terprogram (nonprogrammed decision) bersifat baru, tidak terstruktur dan penuh konsekuensi. Selain itu tidak terdapat metode yang pasti untuk menangani masalah seperti ini karena masalah tersebut tidak pernah muncul sebelumnya atau karena sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, atau karena masalah tersebut demikian penting sehingga memerlukan penanganan khusus (Mcleod, 2009). Dalam penanganan keputusan tak terprogram ini manajer membutuhkan sistem pendukung kaputusan (DSS) atau berbagai macam informasi analitik penunjang pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil manajer tidak berdampak negatif pada kegiatan perkembangan perusahaan.
Sistem pendukung keputusan atau decision support system (DSS) adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaiana seharusnya keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002). Konsep DSS dikemukakan pertama kali oleh scott-Morton pada tahun 1971. Beliau mendefenisikan sebagai sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dengan menggunakan data dan model untuk memecahkan persoalan-persoalan tak terstruktur (McLeod, 2009).
DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif dan informasi penunjang yang memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia. Sehingga manajer bisa mengambil keputusan yang tepat dan benar dalam mencapai tujuan perusahaan.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apa yang di maksud dengan proses pemecahan masalah dan pengambilan  keputusan?
2.      Bagaimana konsep sistem pendukung pengambilan keputusan ( Decision Support System/DSS) dalam pemecahan masalah perusahaan/organisasi? Study kasus Ben dan Jerry’s
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep decision support system (DSS) dalam proses pengambilan keputusan organisasi dan mengkaitkannya dengan kasus Ben dan Jerry’s.













BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A.      Konsep Pengambilan Keputusan
1.      Pengertian Keputusan
Beberapa pengertian keputusan yang dikemukakan oleh para ahli:
a.       Menurut Ralph C. Davis
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
b.      Menurut Mary Follet
Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.
c.       Menurut James A.F.Stoner
Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu:
Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
 Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik. Ada tujuan yang ingin dicapai.

d.      Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH
Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
Dari pengertian-pengertian keputusan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yag dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.
2.      Pengertian pengambilan keputusan
Pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli:
a.        Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
b.      Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
c.       Menurut James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah


B.       Proses Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
Pemecahan masalah (problem solving) terdiri atas respon terhadap hal yang berjalan baik, serta terhadap hal yang berjalan dengan buruk dengan cara mendefinisikan masalah (problem) sebagai kondisi atau peristiwa yang berbahaya atau dapat membahayakan perusahaan, atau yang bermanfaat atau dapat memberikan manfaat. Dalam proses penyelesaian masalah manajer terlibat dalam proses pembuatan keputusan (decision making). Yaitu tindakan memilih berbagai alternatif solusi pemecahan masalah. Keputusan (decision) didefinisikan sebagai tindakan pilihan dan sering kali perlu untuk mengambil banyak keputusan dalam proses pemecahan satu masalah saja.    
Dalam fase pemecahan masalah digambarkan empat tahapan dari Herbert A. Simon, menurut Simon orang yang memecahkan masalah terlibat dalam :
a.       Aktivitas intelijen yaitu mencari disekitar lingkungan yang harus dipecahkan
b.      Aktivitas perangcangan (design) yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganilisis tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan
c.       Aktivitas pemilihan (choise) yaitu memilih tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia
d.      Aktivitas pengkajian (implementation) yaitu memeriksa pilihan-pilihan yang lalu.

C.      Konsep Pemecahan Masalah
Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat dianggap sebagai permasalahan sistem. Sebagai contoh perusahaan sebagai suatu sistem tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Atau terdapat masalah dengan sistem persediaan, sistem komisi penjualan, dan seterusnya. Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuannya dengan paling baik, seperti yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Standar ini menggambarkan situasi yang diinginkan. Sebagai tambahan manajer tersebut harus memiliki informasi yang menggambarkan keadaan saat ini.

Permasalahan
Pemecahan Masalah (manajer)

(
Alternatif Solusi
Solusi
Batasan
Informasi
Standar
 













Tanggung jawab manajer adalah mengidentifikasi solusi alternatif, yang selalu ada. Ini merupakan satu langkah dari proses penyelesaian masalah dimana komputer tidak terlalu banyak membantu. Manajer biasanya mengandalkan pengalaman sendiri atau mencari bantuan dari pemprosesan informasi nonkomputer, seperti input dari pihak lainbaik didalam maupun pihak lain.
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat dipergunakan untuk mengevaluasinya. Evaluasi ini harus mempertimbangkan batasan yang ada baik itu yang bersifat internal maupun lingkungan.
Pemilihan solusi terbaik yang dapat dicapai dengan beberapa pendekatan. Menurut Herry Mintzberg, seorang ahli teori manajemen, mengidentifikasi tiga pendekatan:
1.      Analisis adalah evaluasi atas pilihan-pilihan secara sistematis, dengan mempertimbangkan konsekuensi pilihan-pilihan tersebut pada tujuan organisasi. Salah satu contohnya adalah pertimbangan yang dilakukan oleh para anggota komite pangawas SIM untuk memutuskan pendekatan mana yang harus diambil dalam mengimplementasikan sistem informasi eksekutif.
2.      Penilaian adalah proses pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer. Sebagai contoh, manajer produksi menerapkan pengalaman dan intuisi dalam mengevaluasi gambar pabrik baru yang diusulkan dari model matematika.
3.      Penawaran adalah negosiasi antara beberapa manajer, salah satu contohnya adalah proses member dan menerima yang berlangsung antara para anggota komite eksekutif mengenai pasar yanga mana yang harus dimasuki selanjutnya.
Keputusan manajemen dikelompokan menjadi 3 bagian yakni:
1.      Keputusan terstruktur (structured decision) : keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Prosedur pengambilan keputusan sangat jelas . keputusan ini terutama dilakukan pada manajer tingkat bawah. Misalnya keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang.
2.      Keputusn semi terstruktur (semistructured decision): keputusan yang dapat ditangani oleh komputer maupun yang tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Misalnya :pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi , pengendalian sediaan.
3.       Keputusan tak terstruktur (unstructured decision): keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat external. Misalnya pengembangan teknologi baru dan akuisisi.



D.      Sistem Pendukung Keputusan Manajemen (Decision Support System/DSS)
1.      Pengertian DSS
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan.
1.      Little (1970)
Sistem pendukung keputusan adalah sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya.
2.      Alter (1990)
Membuat definisi sistem pendukung keputusan dengan memabandingkannya dengan sebuah sistem pemrosesan data elektronik (PDE) / Electronic Data
3.      Keen (1980)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusisistem.
4.      Bonczek (1980)
Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
5.      Hick (1993)
Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.
6.      Raymond McLeod, Jr. (1998)
Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk penyelesaian masalah dan komunikasi untuk permasalahan yang bersifat semi-terstruktur.
E.       Penerapan Sistem pendukung Keputusan (Decision Support System/DSS) dan Pemecahan Masalah dalam organisasi
Istilah sistem pendukung pengambilan keputusan (Decisoin Support System –DSS) telah digunakan untuk mendeskripsikan sistem yang didesain untuk membantu manajer memecahkan masalah tertentu. Penekannya teletak pada kata “membantu”. DSS tidak pernah ditujukan untuk menyelesaikan masalah tanpa bantuan dari manajer. Ide dasarnya adalah agar manajer dan komputer dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah tersebut. Jenis masalah yang dapat diselesaikan adalah masalah yang semiterstruktur. Komputer dapat menyelesaikan bagian yang terstruktur. Dan manajer dapat menyelesaikan bagian yang tidak terstruktur.
Sejak tahun 1971, DSS telah menjadi jenis sistem infomasi yang paling sukses dan kini menjadi aplikasi komputer untuk pemecahan masalah yang paling produktif.
DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif  yang memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia.
Karakteristik DSS (Laudon dan Laudon, 2007)
1.      Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang tepat
2.      Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran
3.      Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional
4.      Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan didepan
5.      Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
Berbagai teknik untuk pemodelan
Teknik
Pendekatan
Simulasi
Menciptakan model matematis terhadap suatu keadaan menggunakan teknik-teknik simulasi meniru keadaan nyata.
Optimisasi
Menciptakan model matematis terhadap suatu keadaan dengan menggunakan teknik riset operasi untuk memperoleh solusi yang terbaik
OLAP (online analytical processing) dan data mining
Menggunakan teknik statistik untuk menganalis hasil-hasil bisnis dan mencari hubungan-hubungan yang tersembunyi
Sistem pakar
Meniru seorang ahli dibidang tertentu dalam melakukan pengambilan keputusan
Jaringan saraf (neural networks)
Menggunakan teknik pembelajaran untuk mengenali pola dalam suatu data
Logika kabur (fuzzy logic)
Menggunakan pendekatan derajat keanggotaan (derajat kerelativan) dalam melakukan pengambilan keputusan sebagai pengganti logika biner (benar atau salah)
Penalaran berbasis kasus (case-based reasoning
Menggunakan pendekatan kecerdasan buatan yang membuat basis data contoh-contoh yang membantu pengambilan keputusan
Agen cerdas (intelligent agent)
Menentukan parameter-parameter keputusan terhadap agen terkomputerisasi yang mencari salah satu atau beberapa basis data untuk menemukan jawaban tertentu, seperti harga terendah sebuah kamera tertentu.

F. STUDI KASUS PERUSAHAAN BEN DAN JERRY
1.      Awal Perintisan Ben Dan Jerrys Ice Cream
Ben Cohen dan Jerrys Greenfield merupakan teman sejak kecil. Keduanya memanfaatkan kesempatan itu sebagai jalan berbisnis. Sebelum mereka melakoni usaha bersama hingga sekarang. Ben dan Jerry sempat terpisah ketika melanjutkan ke perguruan tinggi. Saat itu, Jerry memiliki jalan kehidupannya yang berbeda. Setelah lulus SMA dia melanjutkan kuliah ke Oberlin College untuk belajar medis. Sementara Jerry yang berhasil menyelesaikan kuliahnya, bekerja sebagai teknisi laboratorium New York, sedangkan Ben justru sebaliknya. Ia selalu drop out di beberapa perguruan tinggi. Pada akhirnya bangku kuliah ia tinggalkan dan memilih bekerja di pertanian. Tahun 1977 Jerry pindah ke North Carolina. Pada saat itulah ia kembali bertemu dengan Ben.
Mereka kemudian tinggal dalam satu apartemen bersama dan memulai berbisnis bersama. Awalnya mereka berpikir untuk membuat kue bagel. Namun ternyata biaya peralatannya sangat mahal. Saat itu Ben dan Jerry belumlah mampu, sehingga akhirnya menetapkan untuk membuat es krim. Ben dan Jerry kemudian mengambil les membuat es krim seharga lima dolar di Pennsylvania State University. Keduanya lulus dengan nilai A dan memulai berjualan es krim di sebuah kafetaria kampus. Mereka terus berinovasi dengan berbagai rasa baru dan juga mulai menjual es krim di toko-toko lokal. Usahanya itu terus berkembang. Apalagi es krim Ben dan Jerry memiliki rasa yang khas. Yakni sering sekali berubah-ubah, sesuai dengan musim dan keterbatasan campurannya serta variasi tahunannya.
Mei 1978, dengan menggunakan 8 ribu dolar AS dari uang pribadi dan 4 ribu dolar hasil pinjaman bank, Cohen dan Greenfield membuka gerai es krim Ben & Jerry’s Homemade Inc pertama di stasiun gas yang direnovasi di Burlington, Vermont. Keduanya menjalankan bisnis secara mandiri dan saling berbagitugas. Greenfield sebagai kepala yang membuat es krim, sedangkan Cohen melayani sebagai tester rasa, pengaduk, pengemudi truk, pengarah marketing dan penjual. Restoran ini dengan cepat menjadi populer di kalangan masyarakat setempat. Sebab rasa-rasa inovatifnya yang dibuat dari susu dan krim segar Vermont. Belum lagi porsi yang besar dari ramuan apapun selalu enakpada hari pembuatannya. Perubahan es krim rumahan ini pun cepat berkembang. Dan mereka langsung menjadi buah bibir.
2.      Hambatan Yang Dihadapi
Yang pertaman keberhasilan secara marketing yang tidak diimbangi dengan penanganan soal keuangan. Hal  ini mengakibatkan keadaan financial took mereka kacau.
3.      Cara yang Digunakan Dalam Menghadapi kendala
Untuk mengatasi permasalahan yang pertama Ben dan Jerry menyewa pemilik klub malam lokal Fred ”Chico” Lager sebagai COO pertama. Lager ditugaskan mengawasi pembukuan, baik penjualan maupun keuntungan ke permukaan secara terus-menerus sehingga pembukuan keuangan tertata dengan baik.Untuk menghadapi ancaman dari perusahaan HaagenpDazs , Ben dan Jerry meluncurkan kampanye yang belakangan dikenal sebagai ’’Whatís the Doughboy Afraid Of?’’. Mereka mendistribusikan brosur berisi protes dan surat ancaman petinggi Pillsbury. Tahun berikutnya Pillsbury menarik ancamannya. Setelah itu ben &jerrys terus tumbuh. Tahun 2000 perusahaan ini di akuisisi Unilever dengan nilai 326 juta dollar AS.  Ben & Jerrys berhasil bangkit dari ancaman tersebut dengan promosi-promosinya yang inofatif.
4.      Metode Yang Digunakan Dalam Mempertahakan produk Dipasaran
Adapun metode yang digunakan perusahaan Ben dan Jerry dalam mempertahankan produk dipasaran yaitu:
a.       Menggunakan susu dan krim yang berasal dari sapi yang tidak tercemar dengan hormon sintetik RBGH.
b.      Di distribusikan diseluruh dunia disupermarket, toko bahan makanan, dan restoran-restoran.
c.       Melakukan promosi baik media cetak maupun media elektronik.
d.      Selalu melakukan inovasi produk.

5.      Contoh Pengembangan DSS pada Ben & Jerry’s Ice Cream
Di dalam era persaingan yang ketat, rencana dalam jangka menengah dan panjang tidak lagi menarik karena tuntutan supply dan demand selalu bergeser dalam periode yang cepat. Decision Support System (DSS) sebagai metode pengambilan keputusan yang taktis untuk pengembangan fasilitas telekomunikasi diperlukan karena perubahan kriteria dan asumsi pendukung yang juga berubah dengan sangat cepat. Di dalam hal ini Ben & Jerrys ice Cream membuat suatu aplikasi yang dapat dipergunakan untuk mempermudah perusahaan tersebut dalam pengambilan keputuasan yang cepat dan akurat dan tepat berdasarkan data dan fakta dilapangan. Perusahaan ini menggunakan “Ensiklopedia Online” untuk memperoleh informasi-informasi tersebut. Selain itu aplikasi ini memungkinkan perusahaan dalam membantu pengambilan keputusan karena hasilnya yang bersifat matematis.  aplikasi ini akan dapat membantu evaluasi pemilihan pengembangan suatu jaringan akses yang tepat yang akan dikembangkan Ben & Jeryy’s, karena Ensiklopedia Online ini  berfungsi juga agar hubungan antara perusahaan ini dan customer terjalin. Dengan adanya Ensiklopedia Online Ben & Jeryys dapat mengetahui saran-saran yang diberikan oleh customer untuk mengembangkan bisnisnya, apa saja yang harus dilakukan oleh system management perusahaan itu sendiri.




















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari kelompok kami, yaitu DSS sangat bermanfaat bagi Ben & Jerry’s Ice Cream karena DSS dapat mempermudah perusahaan ini untuk mengetahui keluhan-keluhan apa saja yang dirasakan oleh konsumen itu sendiri, dan perusahaan  juga dapat dengan cepat menanggapi keluhan tersebut. Selain itu, DSS juga bermanfaat sebagai sarana informasi dalam pengambilan data yang sesuai dengan fakta dilapangan. Oleh karna itu dengan adanya Ensiklopedia Online maka Ben & Jerrys berhasil memnuhi keinginan pelanggan dan berhasil mengefisienkan seluruh nilai bisnis perusahaan mereka.












DAFTAR PUSTAKA
Impact”, Journal of Construction Engineering and Management, 118, No.3, 1992.
Russell,  J.  S.,  “Model  for  Owner  Prequalification  of  Contractor”,  Journal  of     Management  in Engineering, 6, No. 1, 1990.
Russel, J. S. and Jaselskis, E.J., “Quantitative Study of Contractor Evaluation    Programs and Their
Russell,  J.S.,  and  Jaselkis,  E.J.,  “Predicting  Construction  Contractor  Failure
Schell, George p.: Mcleod Jr, Raymond,2009, “Management Information System” Jakarta :Salemba Empat

 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar